Tanggapan positif mengenai salah satu kejutan
Apple di gelaran World Wide
Developer Conference (WWDC) di awal minggu ini terus mengalir dari
para pengembang dari berbagai belahan dunia termasuk dari
Indonesia. Secara garis besar, para pengembang lokal sepakat kehadiran Swift sebagai bahasa pemrograman baru
berpotensi akan sangat memudahkan mereka dalam menciptakan aplikasi-aplikasi
bagi platform iOS dan OS X.
Ya, tanggapan positif yang dituai Swift tak luput dari
hal-hal yang ditawarkannya. Bahasa pemrograman yang ditujukan untuk produk
Apple berbasis OS X dan iOS ini diklaim mampu menggantikan peranan Objective-C
yang dinilai sudah sangat usang jika dilihat dari perkembangan produk Apple
yang kian dinamis. Secara singkat, inovasi yang hadir pada Swift dinilai mampu mempersingkat
waktu pengembangan aplikasi dengan metode yang lebih efisien, ramah, dan
praktis.
Berkaitan dengan hal itu, kami sempat meminta
tanggapan soal kehadiran Swift ke beberapa pengembang lokal. Jawabannya seperti
yang sudah dikatakan sebelumnya, Swift seakan memberikan nafas baru dalam
pengembangan produk untuk platform Apple.
Pengembangan produk Apple kini lebih “bersahabat”
Asep Bagja Priandana, co-Founder dari Froyo Story mengatakan, perubahan yang ditawarkan Swift dari bahasa pemrograman Objective-C dinilai memberikan efisiensi yang sangat cukup untuk membuat aplikasi Apple dengan mudah. Menurutnya, bagi pengembang yang sebelumnya telah terbiasa dengan Objective-C tentu akan sangat dengan mudah mempelajari Swift, dan berlaku juga bagi para pengembang baru.
Asep Bagja Priandana, co-Founder dari Froyo Story mengatakan, perubahan yang ditawarkan Swift dari bahasa pemrograman Objective-C dinilai memberikan efisiensi yang sangat cukup untuk membuat aplikasi Apple dengan mudah. Menurutnya, bagi pengembang yang sebelumnya telah terbiasa dengan Objective-C tentu akan sangat dengan mudah mempelajari Swift, dan berlaku juga bagi para pengembang baru.
“Bagi yang sudah terbiasa dengan Objective-C, saat
melihat kode Swift pasti akan terasa lebih bersih kodenya. Untuk programmer yang baru terjun development di platform Apple, pasti
juga akan terasa lebih bersahabat dibanding belajar Objective-C,” ujar Asep.
Hampir senada dengan Asep, M. Ariau Akbar selaku
Senior Mobile Developer Happy5 mengatakan, Swift menjadi solusi terbaik bagi
para pengembang yang sebelumnya enggan menggunakan Objective-C. “Para
pengembang yang sebelumnya takut untuk terjun ke Objective-C kini bisa
menggunakan bahasa pemrograman yang familiar. Beberapa idiom di dalamnya cukup
mirip dengan bahasa program yang populer saat ini,” jelas Ariau.
Secara teknis, Prasetyo Andy Wicaksono dari
LayangLayang Mobile yang sangat aktif sebagai pengembang aplikasi BlackBerry
meyakini Swift mampu diadaptasi dengan mudah oleh berbagai kalangan pengembang.
“Swift menawarkan pengalaman coding
yang baru dan lebih menyenangkan daripada Obj-C. Syntax-nya sendiri saya rasa mirip seperti scripting. Walaupun developer iOS/OS X sebelumnya yang
sudah terlanjur menguasai Obj-C harus belajar Swift dari awal lagi, tapi saya
sendiri yakin Swift bisa membuat development
di platform Apple menjadi jauh lebih efisien dan mudah,” papar Prasetyo.
Pengembang kini melirik kembali platform iOS berkat
kehadiran Swift
Tak disangkal, platform Android sempat “mencuri hati” dari para pengembang ketimbang platform iOS. Salah satu penyebabnya terdapat pada bahasa pemrograman Objective-C yang dianggap cukup sulit dan ketinggalan jaman, selain keharusan membayar biaya $99 per tahun untuk menerbitkan aplikasi di App Store maupun Mac App Store. Seakan tak ingin tinggal diam dengan hal itu, Apple membangun Swift dan hasilnya seperti yang dikatakan oleh Kristiono Setyadi, Chief Technology Officer (CTO) U Connectivity Services.
Tak disangkal, platform Android sempat “mencuri hati” dari para pengembang ketimbang platform iOS. Salah satu penyebabnya terdapat pada bahasa pemrograman Objective-C yang dianggap cukup sulit dan ketinggalan jaman, selain keharusan membayar biaya $99 per tahun untuk menerbitkan aplikasi di App Store maupun Mac App Store. Seakan tak ingin tinggal diam dengan hal itu, Apple membangun Swift dan hasilnya seperti yang dikatakan oleh Kristiono Setyadi, Chief Technology Officer (CTO) U Connectivity Services.
Kristiono berujar, dirinya yang belakangan kerap
berkutat pada platform Android kini memiliki ketertarikan kembali akan platform
iOS berkat dengan hadirnya Swift. “Swift lebih simpel dan elegan. Saya dulu
pernah coba Obj-C sebentar and I quit.
It’s not like a programming language.
Swift, di sisi lain sangat familiar. Mungkin karena beberapa syntax dan struktur mirip dengan
Python dan Scala/Go. Setelah baca tour
guide dan introduction
dari buku panduan yang ada di iBooks, I
definitely want to try Swift and give Apple another chance by owning an iPhone
again,”
Menariknya, tak hanya Kristiono saja yang
mengungkapkan demikian, Batista R. Harahap Lead Engineer dari IceHouse Group juga berkata hal yang senada.
Dalam blog post-nya yang diterbitkan tak lama setelah
pengumuman Swift di WWDC, ia mengungkapkan ketertarikannya untuk tak hanya
sekedar kembali memiliki dan mengembangkan produk untuk perangkat iOS, namun ia
juga menyambutnya dengan sangat positif. Walau begitu Ia juga melihat Swift
sebagai yang kesekian kalinya Apple meniru sebuah produk.
Swift sendiri saat ini masih tersedia dalam versi beta dan telah dapat dicoba lewat Apple Developer Program. Peluncuran secara penuhnya
diproyeksikan akan dibarengi dengan iOS 8 yang juga diumumkan lewat pidato di
WWDC 2014. Harapan singkatnya, tentu lewat Swift kami tak sabar ingin segera
melihat berbagai produk untuk platform OS X dan iOS yang kian menarik dan
berguna di masa mendatang terlebih dari para pengembang lokal.
No comments:
Post a Comment